Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Asal Usul Kota Banyuwangi



     Pada zaman dahulu di kawasan ujung timur Propinsi Jawa Timur terdapat sebuah kerajaan besar yang diperintah oleh seorang Raja yang adil dan bijaksana. Raja tersebut mempunyai seorang putra yang gagah bernama Raden Banterang. Kegemaran Raden Banterang adalah berburu.
     Pada suatu hari, Puteri Raja Klungkung bernama Surati berjalan-jalan sendirian ke luar istana dan dipanggil-panggil oleh seorang laki-laki yang berpakaian compang-camping. Setelah mengamati wajah lelaki itu, ia baru sadar bahwa yang berada di depannya adalah kakak kandungnya bernama Rupaksa. Maksud kedatangan Rupaksa adalah untuk mengajak adiknya untuk membalas dendam, karena Raden Banterang telah membunuh ayahandanya. Surati menceritakan bahwa ia menjadi istri Raden Banterang karena telah berhutang budi. Dengan begitu, Surati tidak mau membantu ajakan kakak kandungnya. Rupaksa marah mendengar jawaban adiknya. Namun, ia sempat memberikan sebuah kenangan berupa ikat kepala kepada Surati dan disuruh disimjpan di bawah tempat tidurnya.
     Tatkala Raden Banterang berada di tengah hutan, tiba-tiba pandangan matanya dikejutkan oleh kedatangan seorang lelaki berpakaian compang-camping. Lelaki itu menyampaikan bahwa Raden Banterang akan dibunuh oleh istrinya sendiri. Sebagai bukti ada sebuah ikat kepala yang disimpan di bawah tempat peraduannya dan itu adalah milik orang yang dimintai tolong untuk membunuh.
     Karena kemarahannya maka Raden Banterang berniat menenggelamkan istrinya sebuah sungai. Setelah tiba di sungai, raden Banterang menceritakan tentang perempuan dengan seorang lelaki compang-camping ketika berburu di hutan. Sang istri pun menceritakan tentang pertemuan dengan seorang lelaki berpakaian compang-camping seperti yang dijelaskan suaminya. Namun, Raden Banterang tetap percaya bahwa istrinya akan mencelakakan dirinya.
     Terakhir kali istrinya berkata jika setelah ia tenggelam dan air sungai menjadi bening dan harum baunya, berarti ia tidak bersalah! Tetapi, jika menjadi keruh dan bau busuk, berarti ia bersalah. Raden Banterang menganggap ucapan istrinya itu mengada-ada. Maka, Raden Banterang segera menghunus keris yang terselip di pinggangnya. Bersamaan itu pula, Surati melompat ke tengah sungai lalu menghilang.
     Tidak berapa lama, terjadi sebuah keajaiban. Bau nan harum merebak di sekitar sungai. Melihat kejadian itu, Raden Banterang berseru dengan suara gemetar. Ia meratapi kematian istrinya, dan menyesali kebodohannya. Namun sudah terlambat.
Sejak itu, sungai menjadi harum baunya. Dalam bahasa Jawa disebut Banyuwangi. Banyu artinya air dan wangi artinya harum.

Post a Comment for "Asal Usul Kota Banyuwangi"